Konsepsi Pembelajaran Ideal Terhadap Efektifitas Sistem Pendidikan
Ilmu pengetahuan yang merupakan sumber dan dasar dari esensialitas kemanusiaan menjadi hal penting dan Gurnd Norm untuk setiap manusia mendapatkan pemeringkatan ataupun levelitas dari konsep sistem bernegara. Hal ini bukan merupakan kemunafikan bahwa manusia tidak membutuhkan kasta dan level sosial masyarakat, tidak sedikit orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas dipuja hingga dibedakan jenis penghormatan kepadanya dan berbeda ketika orang yang tidak berpendidikan. Hal ini ditentukan dari aspek yang menjadi representative seseorang tersebut dikatakan sebagai orang yang berendidikan dan tidak yaitu pada hal menempuh sekolah jenjang pendidikan. Zaman modern saat sekarang orang yang berpendidikan akan semakin tinggi penilaian orang banyak apabila mereka bersekolah dengan tingkatan tertinggi yaitu dimulai pada menempuh penididkan SD, SMP, SMA hingga kuliah sarjana, inipun tidak berakhir hingga mengenyam pendidikan strata III yang disebut sebagai Doktor.
Hal ini sudah merupakan kebiasan masyarakat memberikan pengharagaan
dan penghormatan lebih kepada orang orang yang mempunyai pendidikan tinggi
dengan sederet gelar yang diperoleh dalam jenjang pendidikan nasional. Kesalahan
bukan terletak pada penghormatan yang diberikan tetapi kesalahan pemahaman
dalam mengambilan kesimpulan bahwa setiap orang yang pendidikan merupakan manusia
yang berilmu pengetahuan, tidak semua sarjana dengan jenjang pendidikan yang
ditempuh dikategorikan sebagai orang yang berilmu pengetahuan. Islam memberikan
ganjaran terhadap orang yang mampu menjadi manusia yang senantia selalu sharing
pengetahuan dengan orang lain meskipun itu hanya sebuah kata yang diperolehnya,
pahala jahiriah yaitu sebuah konsekuensi positif yang diperoleh untuk umat
islam yang melaksanakan kaidah Taklim Mutaallim.
Ilmu yang melimpah tidak mesti dapat diberikan secara baik dan
benar, tidak jarang orang pintar yang hanya mampu untuk mencerdaskan dirinya
tanpa dapat memberikan sumbangsih pengetahuan kepada orang lain. Hal ini bukan
kesalahan dari ilmu pengetahuan tersebut tetapi personality yang melekat dan
memiliki ilmu tersebut. Solusi dari ini terdapat pada kaidah pembejalasan yang
dalam islam dikenal dengan konsep taklim mutaallim atau disebut juga sebagai
prinsip kaidah belajar mengajar. Ada beberapa point penting untuk dapat konsep
pembelajaran ini menjadi lebih efektif dan efisien, yaitu dengan cara melakukan
rekonseptualisasi pembelajaran adalah memperbaiki cara mengajar atapun cara
menyampaikan ilmu tersebut. Maka perubahan ini akan berdampak positif dan
upgradesitas terhadap sistem pendidikan.
Memberikan pembejalaran berarti memberikan materi dan pengetahuan
dengan cara baik dan dibenarkan. Ilmu yang luas dan tidak akan berarti tanpan
sharing dengan metode yang dibenarkan dan efektif untuk orang yang menerima
pengetahuan tersebut. Ada beberapa point dalam melaksanakan konsep pembejaran
yang efektif dan efisien, yaitu :
1.
Terdapat
penambahan ketika proses transfer ilmu itu dilakukan.
a. Bertambahnya
akal fikiran : hal ini dimaksudkan dengan bertambahnya kalimat baru ketika
proses pembelajaran dilakukan, bukan kepada kuantitas penambahan tetapi suatu
hal yang mudah dan sealu diingat walaupun itu hanya satu kalimat maupun
beberapa kata. Maka dengan berakhirnya proses pembelajaran peserta yang
mendapatkan ilmu akan mengingat kata ataupun satu kalimat tersebut.
b. Penambahan
aspek emosional : proses pembelajaran yang tidak mendapat rasa dan belajar maka
dapat dikategorikan sebagai proses yang gagal, banyak mendengar dan melihat
tetapi dapat diperkirakan berapa jumlah yang diingat apalagi untuk diarasa. Point
memperkuat rasa ini merupakan hal penting untum menjadi dasar akan
keberlanjutan suatu proses belajar mengajar yang dilakukan.
c. Amal
yang bertambah : setelah fikiran dan hati yang diperkuat dengan ilmu pengetahuan
akan hal hal baru, maka haru dieksekusi dengan perbuatan yang mencerminkan
fikiran dan rasa yang telah diperoleh dari proses pembelajaran. Aspek ini akan
menjadi variabelitas suatu ilmu pengetahuan dikategorikan efektif dan efisien.
2.
Melakukan
pendekatan yang responsive.
a. Perubahan
materi bahan sebagai upgradesitas yang absolute untuk sebuah paparan materi.
b. Performa
: melatih publik speaking guna meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
proses pembelajaran.
c. Niat
: hal ini merupakan aspek dasar yang penting agar seluruh rekonseptualisasi
yang dilkaukan bernilai berkah dan memberikan perubahan terhadap internal dan
ekternal bagi setiap actor dalam proses pembelajaran.
ffan
Posting Komentar untuk "Konsepsi Pembelajaran Ideal Terhadap Efektifitas Sistem Pendidikan"